Digoda Si Cantik Penunggu Perempatan
Lima belas tahun yang lalu, tatkala aku hendak pulang kuliah dari lokasi
kampus yang berada di kawasan Sampangan, Semarang seringkali aku
melakukan kegiatan rutin, yakni mampir dulu untuk sekedar mencari
hiburan.
Waktu itu, waktunya agak malam dikit, kebetulan ada kuliah umum sehingga
rada lama selesainya. Kebetulan malam itu film di bioskop di kawasan
Metro cukup mengundang filmnya. Akhirnya lepas kuliah yang satu, yang
satu ke perkuliahan lainnya maksudnya nonton bioskop.
Pertunjukan dimulai jam 10.00 malam, dan film yang diutar cukup
menegangkan. Sekitar 100 menit jantung ini dibuat ngap-ngap’an menikmati
adegan film. Kelar nonton, buru-buru ngejar omprengan alias angkutan
umum pengganti di waktu malam.
Saat itu, aku menunggu omprengan di depan perempatan Peterangan yang cukup
lenggang karena udah hampir jam 12 malam. Cuma beberapa orang yang
berseliweran, tampak juga mobil-mobil yang biasa lalu-lalang cukup
padat, malam itu hanya ada beberapa saja yang melintas.
Pikiran sudah melayang entah kemana bersamaan asap rokok yang mengepul
dari mulut. Beberapa menit berselang ada suara halus menegurku dari
belakang, cukup mengagetkan memang. Tapi di satu sisi seperti percaya
gak percaya ternyata dia wanita muda putih dan cantik. Lalu kita memulai
percakapan dengan beberapa pertanyaan,
“Mau kemana mas,” tanya lembut
“Karangayu,” jawabku sopan banget deh
“Kamu sendiri kemana mbak, ” tanyaku kemudian.
“Tanjungmas, mau nganter ” tawarnya penuh mempesona
“Kenapa nggak!”
Nggak lama kemudian, kami menuju angkutan tujuan ke Tanjungmas, aneh
tiba-tiba saja kendaraan itu melaju, meskipun tidak ada penumpang lain,
tapi aku nggak perduli yang ada hanya kebanggaan yang luar biasa,
ternyata orang seperti aku bisa juga berkenalan dengan wanita cantik
seperti dia.
Anehnya, hanya dalam hitungan menit, kami sampai di pintu pelabuhan
Tanjungmas. Sampailah kami berdua kesuatu tempat, dimana di sana ada
gardu listrik yang besar dan jalan masuk ke sebuah perkampungan yang
sunyi, kamipun akhirnya tiba di rumah si cantik itu.
Tiba di rumah, aku disuguhi beberapa potong kue dan air minum, tapi
semuanya tak kuperdulikan karena mata, tangan dan tatapan ini tak mau
lepas darinya. Seperti tersadar aku beristighfar. Lantas aku segera
pamit pulang, tapi si wanita cantik itu menahanku dengan keras.
Tapi aku tak mau kalah, dengan berbagai cara aku harus segera
meninggalkan rumah itu. Terus-menerus mulutku berkomat kamit mengucapkan
Asma Allah. Namun saat
pulang aku menjadi kebingungan. Jalan yang tadi ternyata areal
pertambakan dan semak belukar. Meski panik, aku terus beristighfar,
Alhamdulillah ada suara adzan, dan tidak lama kemudian aku melihat lampu
jalanan di seberang yang menandakan menuju jalan pulang. Alhamdulillah
berkat suara adzan aku selamat dari sergapan hantu wanita tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar